Siapa bilang menjadi penulis cuma angan yang sulit diraih? Di zaman modern seperti sekarang, menulis bukan lagi pekerjaan sulit. Siapapun (bahkan yang tidak memiliki basic sastra) bisa menjadi penulis yang menerbitkan karyanya. Penulis bukan dibentuk dari sekolah atau lembaga khusus, mereka dibentuk oleh kebiasaan dan iktikad untuk belajar dan terus mengimprovasi skill mengolah kata.
Nah, buat kamu yang berkeinginan untuk mengasah skill kamu dan menekadkan keinginanmu untuk menjadi penulis berbakat, yuk simak tips di bawah ini!
1. Penulis yang Hebat adalah Pembaca yang Hebat
Yaps, bener banget! Penulis-penulis hebat di luar sana adalah mereka yang juga gemar membaca. Bagi sebagian besar orang, membaca memang pekerjaan yang membosankan. Namun bagi seorang penulis (atau mereka yang memiliki keinginan menjadi seorang penulis), kegiatan seperti membaca setara dengan makan, loh. Dengan membaca banyak buku, maka ‘nutrisi’ imajinasi dan kosa kata seseorang akan bertambah.
Cara untuk meningkatkan kesadaran membaca bisa ditempuh dengan cara menentukan jenis buku yang kita sukai, apakah itu buku fiksi atau non-fiksi. Genre apakah buku tersebut, misal seperti romance, thriller, mystery, slice of life, biography dan lain sebagainya. Lalu, kita bisa mulai menemukan referensi judul buku-buku terbaik sesuai dengan kriteria yang kita sukai.
Buatlah target pribadi, misalnya dalam sebulan harus tuntas membaca satu buku. Jika berhasil melakukannya, sediakan sedikit self-reward sebagai ucapan terima kasih pada diri sendiri. Jika gagal, berikan sedikit punishment agar diri kita tidak terbiasa melakukan kegagalan di target berikutnya.
2. Penulis adalah Pembicara yang Diam
Jika melihat narasumber sebuah seminar atau profesor yang mengisi kelas, terlihat sangat hebat dan luar biasa, ya? Mereka mampu berbicara di depan banyak orang selama berjam-jam! Penulis tidak perlu bertemu banyak orang untuk bisa mengutarakan isi hati, pendapat atau pengetahuannya. Mereka cukup duduk di depan laptop, mengetik beribu-ribu kata untuk mengutarakan apa isi kepalanya. Terlihat lebih sederhana dan mudah, ‘kan?
Eits, tapi untuk mencapai level seperti narasumber seminar atau profesor hebat, kamu juga perlu melakukan banyak riset sebagai bahan tulisanmu. Kamu perlu bertemu dengan beberapa orang dengan pola pikir, karakter dan sudut pandang yang berbeda. Dari sana kamu bisa mendapatkan banyak insight yang kelak bisa kamu terapkan dalam tulisanmu. Karena ilmu dasar seorang penulis terletak pada kemampuan pemahamannya terhadap manusia dan dunia.
3. Hidupmu adalah Imajinasi Paling Dasar!
Sebenarnya, menulis paling asyik adalah menulis tentang diri kita atau kehidupan kita sendiri. Kenapa? Tentu saja karena kita sendiri dapat memahami apa yang kita lihat, kita dengar, kita rasakan atau kita inginkan. PR-nya adalah tinggal bagaimana kamu sebagai seorang penulis mampu mengutarakan hal-hal tersebut kepada orang lain.
Coba mulai dengan menulis diary yang menceritakan tentang keseharianmu. Deskripsikan dengan baik bagaimana perasaanmu hari ini, pakaian apa yang kamu kenakan, makanan apa yang kamu makan, bagaimana cuaca hari ini. Dengan begitu kamu akan semakin terlatih untuk mendeskripsikan hal-hal lain yang sifatnya lebih besar.
4. Menonton Like A Writer
Siapa bilang penulis harus berkutat dengan buku dan melakukan riset terus menerus? Penulis juga sangat dianjurkan untuk rutin menonton, loh. Boleh menonton film, drama, series, apapun yang kamu suka! Jika penonton biasa hanya menikmati alur cerita dan akting tokohnya, maka kamu sebagai penulis harus menonton seperti penulis naskahnya!
Kamu tidak boleh hanya menikmati film itu saja, melainkan harus bisa menelaah bagaimana pembentukan watak dalam setiap karakternya, apakah ada satu karakter yang tampak menonjol, apakah ada satu karakter yang unik dan lain sebagainya. Kamu juga harus bisa melihat bagaimana konflik dalam film tersebut dimulai dan bagaimana konflik tersebut dapat diselesaikan. Apakah alur dalam film tersebut rapi, cepat, berantakan atau malah tidak nyambung!
Saat menonton film, kamu bebas melakukan kritik sebanyak-banyaknya!
5. Catat Kosakata Baru
Penulis adalah orang yang berkutat dengan kata-kata. Jika kamu menulis 3000 kata dalam satu tulisan, masa iya sih kamu menggunakan kata yang itu-itu saja? Padahal dalam bahasa Indonesia ada banyak persamaan kata (sinonim) yang bisa digunakan sebagai alternatif.
Contohnya, kamu ingin menggunakan kata ‘bertemu’. Nah, kira-kira seberapa banyak kamu bisa menyebutkan kata lain dari kata ‘bertemu’? Selain ‘bertemu’ kamu juga bisa menggunakan kata ‘berjumpa’, ‘bersua’, ‘berpapasan’, ‘bersemuka’, ‘bersirobok’, ‘bertemu pandang’ dan lain sebagainya.
Nah, untuk itulah penulis hebat bisa diukur dari seberapa banyak pembendaharaan kosakatanya. Kamu bisa mulai mencatat kosakata baru dalam buku catatan khusus. Kemudian dari hasil catatanmu kamu bisa memulai menerapkannya dalam tulisanmu! (rad)
One Comment
Sugeng Aja
Becik nike. Memang begitu adanya. diawali dengan menulis di diary tentang apa saja. melatih agar kosa kata dan pengambaran situasi seperti apa adanya.