Mengenal Gaya Belajar Anak; Visual, Auditori atau Kinestetik

Featured Image

Mungkin Anda pernah mendengar tentang gaya belajar seperti visual, auditori dan kinestetik. Namun barangkali Anda masih belum terlalu memahami tentang apa sih pengertian dan perbedaan di antara ketiganya? Gaya belajar ini bisa disebut sebagai bagaimana cara tercepat dan ternyaman seseorang dalam menangkap materi pelajaran atau informasi. Nah, jika Anda sebagai orang tua atau guru sudah bisa membedakan gaya belajar anak sedini mungkin, Anda bisa segera menemukan cara terbaik untuk mengajak mereka belajar. Ingin tahu tentang pengertian dan perbedaan gaya belajar anak lebih jauh? Yuk, simak artikel berikut ini!

Mengenal Gaya Belajar VAK (Visual, Auditori, Kinestetik)

Sama seperti zodiak atau golongan darah, beberapa orang terbagi dalam bagian kelompok secara terpisah. Meskipun mereka berada dalam satu hubungan darah sekalipun, perbedaan bisa saja terjadi di antara mereka. Termasuk perbedaan gaya belajar. Setiap orang akan memiliki preferensi dan gayanya masing-masing dalam mempelajari suatu hal. Termasuk metode gaya belajar VAK (Visual, Auditori, Kinestetik) yang diperkenalkan oleh Walter Burke Barbe seorang ahli ilmu pendidikan dari Amerika.

Barbe berpendapat bahwa setiap anak memiliki kombinasi gaya belajar Visual (V), Auditori (A), dan Kinestetik (K) yang berbeda-beda. Ada yang memiliki satu atau dua gaya belajar yang lebih menonjol, ada pula yang porsi ketiganya sama besar. Dalam penelitiannya yang dilakukan bersama Milone pada tahun 1981, Barbe menemukan kecenderungan anak memiliki 30% kekuatan visual, 30% kekuatan campuran, 25% kekuatan auditori dan 15% kekuatan kinestetik.

Visual

Gaya Belajar Visual. Image by Canva

Anak dengan tipe visual cenderung lebih cepat menangkap materi pembelajaran dengan indera penglihatannya. Mereka akan senang jika terlibat dalam pembelajaran dengan memperlihatkan visualisasi gambar. Tipe visual biasanya akan lebih nyaman belajar dengan mengakses citra visual yang menonjol berupa paduan warna, garis, maupun bentuk. Anak dengan tipe ini adalah mereka yang imaginatif, mampu memproyeksikan materi pembelajaran menjadi scene atau bentuk tertentu untuk pemahamannya.

Anda bisa memberikan materi dalam bentuk diagram, garis, bentuk serta warna yang beraneka macam agar bisa cepat mereka pahami. Anda juga bisa memfasilitasi mereka dengan buku catatan yang memiliki motif, spidol atau pulpen warna-warni, stiker berbentuk lucu dan segala bentuk alat yang mengambil alih fokus visualnya. Dengan begitu, anak dengan tipe visual akan lebih cepat memahami materi pembelajaran.

Baca juga : 6 Manfaat Origami untuk Anak

Auditori

Gaya Belajar Auditori. Image by Canva

Anak yang lebih aktif dalam menangkap materi pembelajaran dan informasi dari segi pendengarannya memiliki tipe auditori. Mereka adalah anak yang lebih mudah mengikuti intruksi verbal ketimbang instruksi tertulis. Salah satu karakteristik yang khas dari anak tipe auditori adalah paling hapal dan peka terhadap ucapan yang pernah ia dengar, termasuk penjelasan yang mereka terima dari guru di depan kelas. Oleh karena itu mereka lebih mudah belajar dengan kembali mengulang dan membicarakan hal-hal yang ingin diingat. Anak dengan gaya belajar ini juga lebih sensitif dengan nada, suara, dan ritme. Namun justru mereka akan mudah terdistraksi oleh suara bising yang ada di sekitar akibat kepekaannya pada suara.

Untuk membantu anak dengan tipe auditori, salah satu hal yang bisa Anda lakukan adalah mengajak mereka belajar di ruangan yang jauh dari kebisingan. Berikan mereka musik atau lagu yang menenangkan untuk membantunya belajar lebih rileks. Jangan lupa, dibandingkan dengan meminta mereka membaca buku dalam diam, Anda bisa membacakannya untuk mereka atau meminta mereka membacanya dengan bersuara.

Kinestetik

Gaya Belajar Kinestetik

Nah, gaya belajar anak yang terakhir adalah tipe kinestetik. Metode belajar tipe kinestetik harus melibatkan banyak gerakan karena dengan begitu mereka akan lebih cepat memahami materi. Jadi, saat membaca atau mempelajari suatu materi maka anak perlu melihat secara langsung contohnya atau bahkan mempraktekkan isi materi tersebut secara langsung juga. Sekedar membaca teori dan mengerjakan tugas saja bagi mereka masih kurang cukup. Anak dengan tipe kinestetik senang bekerja dalam kelompok dan menikmati kegiatan praktis. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang unggul dalam ujian praktikum.

Anda bisa mengajak anak tipe kinestetik untuk belajar dengan pendekatan role playing (bermain peran), atau belajar menggunakan model dan objek tententu, melakukan eksperimen dan sejenisnya. Sebagai opsi, Anda juga bisa mengajak mereka belajar bersama teman-temannya di tempat terbuka dengan konsep bermain sambil belajar.

Baca juga : Melatih Kreativitas Anak dengan Plastisin

Nah, dengan memahami tiga gaya belajar dari Walter Burke Barbe, yaitu visual, auditori dan kinestetik, harapannya Anda bisa lebih cepat membantu anak dalam belajar sesuai preferensinya. Beberapa konsep pendekatan belajar bisa diterapkan jika Anda sudah mengenali gaya belajar anak. Seperti visual dengan gambar, auditori dengan suara dan kinestetik dengan gerakan. Semoga membantu! (rad)

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat with CS
Halo, ada yang bisa kami bantu?